CYBER SECURITY : POLICY AND ITS BEST PRACTICE


Surabaya, 30 Mei 2024 - Para mahasiswa berkumpul di auditorium untuk mengetahui Info cyber security: policy and its best practice. Dengan antusiasme yang tinggi, 100 mahasiswa serta mahasiswi hadir untuk menjelajahi pentingnya cyber security. Seminar ini diselenggarakan dari pukul 13.30 hingga 16.00 WIB, menjelaskan kebijakan keamanan siber yang solid dan menerapkan praktik terbaik yang telah terbukti efektif.

Registrasi awal dilakukan dan setelah itu seminar dimulai dengan kata sambutan dari MC yaitu Albert Nathanael dari Teknik Informatika dan Dr. Ir. Joan Santoso, S.Kom., M.Kom lalu sambutan dari Ir. Edwin Pramana, M.App.Sc., Ph.D. selaku perwakilan kampus serta pengenalan oleh dua pembicara yaitu Mr Joshua selaku kepala konsulat yang lahir di taiwan dan besar di United State dan Mr Woods. Dengan demikian, rangkaian acara seminar ini diharapkan dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat maksimal bagi semua peserta yang hadir.


Seminar ini dimulai dengan pre test quiz sebagai pemanasan sebelum mendengarkan materi dari Mr. Woods. Point pertama pembicara menjelaskan tentang beberapa penerapan dari cyber security. Mr. Woods memberikan gambaran mengenai pentingnya langkah-langkah keamanan dalam melindungi data dan informasi digital. Beliau juga menyoroti berbagai strategi yang dapat digunakan untuk mencegah serangan siber, seperti penggunaan enkripsi, firewall, dan sistem deteksi intrusi. Selain itu, pembicara menekankan perlunya kesadaran dan pendidikan tentang ancaman siber di kalangan individu dan organisasi untuk meningkatkan ketahanan terhadap potensi risiko keamanan dunia maya.

Selanjutnya, beliau menjelaskan tentang cyber norms, treaties, diplomacy, known good defensive practices (aka cyber hygiene), dan typical defensive level. Dalam penjelasannya, Mr. Woods menguraikan pentingnya norma-norma siber dan perjanjian internasional untuk menciptakan standar keamanan global yang diakui dan dihormati. Diplomasi siber juga menjadi fokus utama untuk membangun kerjasama antar negara dalam menghadapi ancaman siber. Selain itu, beliau menekankan praktik defensif yang baik, yang dikenal sebagai cyber hygiene, sebagai langkah esensial untuk menjaga keamanan individu dan organisasi. Mr. Woods juga menjelaskan berbagai tingkat pertahanan yang tipikal, mulai dari perlindungan dasar hingga strategi yang lebih kompleks, untuk menghadapi berbagai jenis ancaman siber secara efektif.

Selanjutnya, beliau juga menjelaskan tentang hierarchy of needs yang terdiri dari self-actualisation, esteem needs, belongingness & love needs, safety needs, dan physiological needs. Mr. Woods menguraikan bagaimana masing-masing tingkat kebutuhan ini memainkan peran penting dalam kehidupan manusia. Pada tingkat dasar, physiological needs mencakup kebutuhan fisik seperti makanan, air, dan tempat tinggal. Setelah kebutuhan ini terpenuhi, manusia akan beralih ke safety needs, yang meliputi rasa aman dan perlindungan dari ancaman.

Pada tingkat yang lebih tinggi, belongingness & love needs menjadi fokus, dimana individu mencari hubungan dan rasa memiliki dalam kelompok sosial. Selanjutnya, esteem needs mencakup penghargaan diri dan pengakuan dari orang lain, yang penting untuk membangun kepercayaan diri. Puncaknya adalah self-actualisation, dimana individu berusaha mencapai potensi penuh mereka dan mengejar tujuan pribadi yang bermakna. Mr. Woods menekankan bahwa memahami hierarchy of needs ini dapat membantu dalam merancang strategi yang lebih efektif, baik dalam konteks personal maupun profesional, termasuk dalam bidang keamanan siber.


Lalu dilanjut dengan penjelasan latar belakang Stuff of Search untuk memudahkan menggunakan alat untuk penelitian. Mr. Woods menjelaskan bahwa Stuff of Search adalah konsep yang membantu peneliti dalam menemukan dan menggunakan berbagai alat yang tersedia secara efektif. Dengan memahami latar belakang dan tujuan dari setiap alat, peneliti dapat memilih alat yang paling sesuai untuk kebutuhan spesifik mereka. Stuff of Search mencakup teknik dan strategi pencarian yang memungkinkan peneliti untuk mendapatkan data dan informasi yang relevan dengan lebih efisien. Mr. Woods menekankan bahwa pengetahuan tentang alat-alat ini tidak hanya mempercepat proses penelitian, tetapi juga meningkatkan akurasi dan kualitas hasil yang diperoleh.


Lalu seminar ini dilanjutkan dengan sesi Q&A, beberapa mahasiswa pun bertanya dan diadakan post-test untuk mengetahui seberapa memahami kita dalam materi seminar ini. Selanjutnya, dilakukan pembagian hadiah kepada 5 orang yang mengajukan pertanyaan dengan baik. Setelah itu, dilaksanakan pembagian plakat antara Pak Edwin dengan Mr. Woods dan Mr. Joshua, diikuti dengan sesi foto bersama dengan mahasiswa dan mahasiswi. Setelah semua rangkaian acara selesai, seminar ditutup dengan kesan positif dari seluruh peserta.